cinta yang salah
Kenapa sih kamu jadi marah sama aku?” Via menatap Ana, sahabatnya yang tiba-tiba berubah sikap terhadapnya.
“Enggak.. siapa yang marah?!”
“Kamu!!” Via to the point, ia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Apa Ana cemburu lihat kedekatanku dengan Defa?” Entah kenapa pikiran Via terus melayang, ia sendiri juga tidak tahu harus bagaimana. Defa adalah adik kelas mereka tepatnya ia kelas 8-A, memang beberapa hari terakhir ini Via terlihat sangat dekat olehnya, dekat banget malah, karena Defa dan Via duduk satu bangku.
“Kamu punya pulpen gak, palingan juga gak punya!!” Via menerima selembar kertas tanda kehadiran Ujian Akhir Semester.
“Ehh ngejek.. punyalah nih!!” Defa menyerahkan sebuah pulpen untuk Via.
“Wis bawa.. biasanya gak modal pinjam punya orang!!” ejek Via dengan mengambil pulpen itu dan mulai membubuhkan tanda tangan, Defa hanya tersenyum kecil pada Via.
Waktu terus berlalu, hanya tinggal 15 menit lagi bel akan berbunyi yang menandakan waktu mengerjakan soal telah usai. “Belum selesai.. emm soalnya sama kecil, ngerjain sambil tutup mata juga bisa!!” ejek Defa dengan menatap Via yang tengah keteteran mengerjakan soal dengan tersenyum atas sensasi kemenangan.
“Diam lo.. ganggu.. percaya yang udah selesai.. palingan juga nilainya ANJLOKK!!”
“Eh jangan salah ya mbak!!”
“Udah diam!!”
“Mau ditunggu gak?” Defa menatap tajam Via dengan merapikan soal dan lembar jawabnya.
“Gak usah.. ntar cewek lo marah lagi?”
“Siapa?”
“Ya cewek lo lah siapa lagi.. udah sana pergi.. ganggu tahu gak di sini!!”
“Orang gak punya kok.. ngarang deh mbak!!”
“Lah yang kemarin udah putus?” Via mencoba mengulik sesuatu.
“Ya begitulah!!”
“Uuuu.. kasihan!!”
“Biasa aja tuh.. mau ditunggu gak.. baik hati nih!!”
Via belum menjawab, entah kenapa ia merasa senang atas putusnya Defa dengan cewek itu, sementara di ruang lain satu persatu sudah ke luar.
“Def!! ayo!!” tiba-tiba ada salah satu teman Defa berdiri di depan pintu.
“Bentar nunggu seseorang!!” santai Defa menjawab.
“Udah sana pergi aja, ngapain nunggu gue!!”
“Ya udah kalau gak mau, duluan ya mbak.. good bye!!”
Tet.. tetttt.. bel sudah berbunyi. “Ayo kumpulkan sekarang anak anak.. sebelah sini kelas 8, yang sini kelas 9!!” petugas pengawas itu menunjukkan dua tempat yang berbeda.
“Yuk Vi!!” ucap Ana dengan mengumpulkan soal yang diikuti oleh Via, karena ia tak mau membuat sahabatnya menunggu lama.
Di luar ia melihat Defa yang tengah ditagih sesuatu oleh seseorang. “Sini mana pulpenku yang kamu pinjam tadi?” pekik seseorang itu.
“Nih gue kembaliin!!” ucap Defa pasrah.
“Wow.. ternyata pinjam. Ku pikir emang udah taubat.. ehhh masih gak modal juga.. pakai pura-pura modal lagi.. wlee!!” Via mengambil tasnya dan berlari ke arah Defa, sontak saja Defa terperanjat.
“Ehh biarin!!” balas Defa dengan mencubit pipi Via, dengan cepat Via melepaskan diri, namun tangannya ditarik oleh Defa, alhasil tubuh Via pun jatuh di pelukan Defa saling pandang pun tak bisa dihindari. Entah kenapa Ana yang melihat itu semua memilih untuk pergi menjauh, Via yang menyadari itu langsung melepas paksa pelukan itu dan berlari menyusul Ana.
“An kamu kenapa sih? kamu marah sama aku, kamu cerita dong An, jangan diam!!” Via terus berusaha mengikuti langkah Ana.
“Jangan ikuti gue Vi!!”
“Tapi An, kamu kenapa, aku khawatir sama kamu!!”
“Gue bilang jangan ikuti gue!!” bentak Ana.
“Ana!!”
Saat Via sudah merasa lelah mengejar Ana, tiba-tiba Ana membalikkan badan dan berjalan menuju Via, namun bukan untuk bercerita ataupun berbagi, Ana justru mendorong tubuh Via hingga terjatuh, “lo jahat Vi!!” Ana menangis dengan berlari meninggalkan Via, Defa yang melihat kejadian itu langsung berlari.
“kamu gak apa-apa kan?”
“Enggak, lepasin gue!!” Via dengan terpaksa melepas tangan Defa yang telah membantunya dan pergi meninggalkannya.
—
“Aku yakin Ana pasti di sini!!” Via memasuki taman sekolah, ia mencoba menuju ke sebuah kursi, benar Ana ada di sana.
“An.. maafin aku An.. seharusnya aku jadi sahabat yang peka sama perasaan kamu, aku minta maaf!!” Via memeluk erat tubuh sahabatnya itu.
“Cukup Vi, kenapa kamu minta maaf sama aku!!”
“Kamu suka kan sama Defa, kamu cinta kan sama dia, aku minta maaf atas itu semua An, please maafin aku, begitu bodohnya aku jatuh cinta sama Defa, cinta ini salah An, aku minta maaf!!” Via terus menangis sejadi jadinya. Dan tiba-tiba…
DOORRR.. “selamat ulang tahun, selamat ulang tahun!!” Tiba-tiba suara yang tak asing di telinga Via menggema begitu kerasnya di taman sekolah, sontak ia pun membalikkan badan dan melepaskan pelukannya. “Defa? apa-apaan ini semua!!” Via masih bingung.
“Happy birthday ya Via sayang, makasih atas penjelasannya, enggak kok cinta kamu gak salah, hahaha!!” ucap Ana dengan menghapus air mata Via.
“Jadi ini semua rencana kalian?”
“Gue gak ikut ikutan!!” Ana melambaikan tangannya.
“Ini semua gue yang buat mbak.. gimana?”
“Jahat kamu jahat tahu gak!!”
“Mbak aku sayang sama kamu.. mau gak terima cintaku!!”
“Aku gak bisa!!”
“Kenapa? karena Ana? itu hanya rekayasa tahu, lagian mbak juga suka kan sama aku, aku dengar semuanya loh!”
“Biarin, kalau begini aku baru suka, haha!!” Via meniup lilin kue yang dibawa Defa dan ia kasih ke wajah Defa hingga wajahnya belepotan.
“Oh gitu.. aku juga bisa!!” Defa mencoba membalas Via namun ia lari menghindar dan bersembunyi di balik tubuh Ana.
“Sini!!” Defa berhasil menggengam tangan Via dan menariknya.
“Aku cinta sama kamu Defa!!” Akhirnya kata-kata itu ke luar juga dari mulut Via.
“Nah gitu dong!!” ucap Ana ikut bahagia. Tawa pun mewarnai taman itu, mengukir sebuah kisah yang tak akan pernah terlupakan oleh kedua insan tersebut.
Cerpen Karangan: Aisyiah Noviani
Facebook: Aisyah novi
sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/cinta-yang-salah-3.html
“Enggak.. siapa yang marah?!”
“Kamu!!” Via to the point, ia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Apa Ana cemburu lihat kedekatanku dengan Defa?” Entah kenapa pikiran Via terus melayang, ia sendiri juga tidak tahu harus bagaimana. Defa adalah adik kelas mereka tepatnya ia kelas 8-A, memang beberapa hari terakhir ini Via terlihat sangat dekat olehnya, dekat banget malah, karena Defa dan Via duduk satu bangku.
“Kamu punya pulpen gak, palingan juga gak punya!!” Via menerima selembar kertas tanda kehadiran Ujian Akhir Semester.
“Ehh ngejek.. punyalah nih!!” Defa menyerahkan sebuah pulpen untuk Via.
“Wis bawa.. biasanya gak modal pinjam punya orang!!” ejek Via dengan mengambil pulpen itu dan mulai membubuhkan tanda tangan, Defa hanya tersenyum kecil pada Via.
Waktu terus berlalu, hanya tinggal 15 menit lagi bel akan berbunyi yang menandakan waktu mengerjakan soal telah usai. “Belum selesai.. emm soalnya sama kecil, ngerjain sambil tutup mata juga bisa!!” ejek Defa dengan menatap Via yang tengah keteteran mengerjakan soal dengan tersenyum atas sensasi kemenangan.
“Diam lo.. ganggu.. percaya yang udah selesai.. palingan juga nilainya ANJLOKK!!”
“Eh jangan salah ya mbak!!”
“Udah diam!!”
“Mau ditunggu gak?” Defa menatap tajam Via dengan merapikan soal dan lembar jawabnya.
“Gak usah.. ntar cewek lo marah lagi?”
“Siapa?”
“Ya cewek lo lah siapa lagi.. udah sana pergi.. ganggu tahu gak di sini!!”
“Orang gak punya kok.. ngarang deh mbak!!”
“Lah yang kemarin udah putus?” Via mencoba mengulik sesuatu.
“Ya begitulah!!”
“Uuuu.. kasihan!!”
“Biasa aja tuh.. mau ditunggu gak.. baik hati nih!!”
Via belum menjawab, entah kenapa ia merasa senang atas putusnya Defa dengan cewek itu, sementara di ruang lain satu persatu sudah ke luar.
“Def!! ayo!!” tiba-tiba ada salah satu teman Defa berdiri di depan pintu.
“Bentar nunggu seseorang!!” santai Defa menjawab.
“Udah sana pergi aja, ngapain nunggu gue!!”
“Ya udah kalau gak mau, duluan ya mbak.. good bye!!”
Tet.. tetttt.. bel sudah berbunyi. “Ayo kumpulkan sekarang anak anak.. sebelah sini kelas 8, yang sini kelas 9!!” petugas pengawas itu menunjukkan dua tempat yang berbeda.
“Yuk Vi!!” ucap Ana dengan mengumpulkan soal yang diikuti oleh Via, karena ia tak mau membuat sahabatnya menunggu lama.
Di luar ia melihat Defa yang tengah ditagih sesuatu oleh seseorang. “Sini mana pulpenku yang kamu pinjam tadi?” pekik seseorang itu.
“Nih gue kembaliin!!” ucap Defa pasrah.
“Wow.. ternyata pinjam. Ku pikir emang udah taubat.. ehhh masih gak modal juga.. pakai pura-pura modal lagi.. wlee!!” Via mengambil tasnya dan berlari ke arah Defa, sontak saja Defa terperanjat.
“Ehh biarin!!” balas Defa dengan mencubit pipi Via, dengan cepat Via melepaskan diri, namun tangannya ditarik oleh Defa, alhasil tubuh Via pun jatuh di pelukan Defa saling pandang pun tak bisa dihindari. Entah kenapa Ana yang melihat itu semua memilih untuk pergi menjauh, Via yang menyadari itu langsung melepas paksa pelukan itu dan berlari menyusul Ana.
“An kamu kenapa sih? kamu marah sama aku, kamu cerita dong An, jangan diam!!” Via terus berusaha mengikuti langkah Ana.
“Jangan ikuti gue Vi!!”
“Tapi An, kamu kenapa, aku khawatir sama kamu!!”
“Gue bilang jangan ikuti gue!!” bentak Ana.
“Ana!!”
Saat Via sudah merasa lelah mengejar Ana, tiba-tiba Ana membalikkan badan dan berjalan menuju Via, namun bukan untuk bercerita ataupun berbagi, Ana justru mendorong tubuh Via hingga terjatuh, “lo jahat Vi!!” Ana menangis dengan berlari meninggalkan Via, Defa yang melihat kejadian itu langsung berlari.
“kamu gak apa-apa kan?”
“Enggak, lepasin gue!!” Via dengan terpaksa melepas tangan Defa yang telah membantunya dan pergi meninggalkannya.
—
“Aku yakin Ana pasti di sini!!” Via memasuki taman sekolah, ia mencoba menuju ke sebuah kursi, benar Ana ada di sana.
“An.. maafin aku An.. seharusnya aku jadi sahabat yang peka sama perasaan kamu, aku minta maaf!!” Via memeluk erat tubuh sahabatnya itu.
“Cukup Vi, kenapa kamu minta maaf sama aku!!”
“Kamu suka kan sama Defa, kamu cinta kan sama dia, aku minta maaf atas itu semua An, please maafin aku, begitu bodohnya aku jatuh cinta sama Defa, cinta ini salah An, aku minta maaf!!” Via terus menangis sejadi jadinya. Dan tiba-tiba…
DOORRR.. “selamat ulang tahun, selamat ulang tahun!!” Tiba-tiba suara yang tak asing di telinga Via menggema begitu kerasnya di taman sekolah, sontak ia pun membalikkan badan dan melepaskan pelukannya. “Defa? apa-apaan ini semua!!” Via masih bingung.
“Happy birthday ya Via sayang, makasih atas penjelasannya, enggak kok cinta kamu gak salah, hahaha!!” ucap Ana dengan menghapus air mata Via.
“Jadi ini semua rencana kalian?”
“Gue gak ikut ikutan!!” Ana melambaikan tangannya.
“Ini semua gue yang buat mbak.. gimana?”
“Jahat kamu jahat tahu gak!!”
“Mbak aku sayang sama kamu.. mau gak terima cintaku!!”
“Aku gak bisa!!”
“Kenapa? karena Ana? itu hanya rekayasa tahu, lagian mbak juga suka kan sama aku, aku dengar semuanya loh!”
“Biarin, kalau begini aku baru suka, haha!!” Via meniup lilin kue yang dibawa Defa dan ia kasih ke wajah Defa hingga wajahnya belepotan.
“Oh gitu.. aku juga bisa!!” Defa mencoba membalas Via namun ia lari menghindar dan bersembunyi di balik tubuh Ana.
“Sini!!” Defa berhasil menggengam tangan Via dan menariknya.
“Aku cinta sama kamu Defa!!” Akhirnya kata-kata itu ke luar juga dari mulut Via.
“Nah gitu dong!!” ucap Ana ikut bahagia. Tawa pun mewarnai taman itu, mengukir sebuah kisah yang tak akan pernah terlupakan oleh kedua insan tersebut.
Cerpen Karangan: Aisyiah Noviani
Facebook: Aisyah novi
sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/cinta-yang-salah-3.html
Komentar
Posting Komentar